Sunday, April 12

Yang Harus Anda Tahu Tentang Insomnia

Insomnia merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang paling sering dialami seseorang. Bahkan, karena terlalu sering terjadi, tidak jarang insomnia dianggap sebagai hal yang biasa sehingga diabaikan. Namun, fakta berikut menunjukkan bahwa ternyata insomnia bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan begitu saja.


*biaya langsung untuk pengobatan dan tidak langsung dari kecelakaan
akibat mengantuk, penurunan produktivitas kerja, dan efek lainnya.
Klik untuk memperbesar gambar.

Apa sebenarnya insomnia? Apakah hanya tidak bisa tidur yang biasa? Berbahayakah insomnia?

Dari segi Bahasa, insomnia berarti keadaan tidak (bisa) tidur (in- = tidak, -somni- = tidur, -ia = keadaan). Dalam dunia medis, insomnia diartikan sebagai keluhan subjektif tentang tidur yang kurang atau tidur yang tidak berkualitas. Hal yang paling sering dikeluhkan pada orang yang mengalami insomnia antara lain sulitnya untuk memulai tidur, sering terbangun tengah malam, sulit untuk memulai tidur kembali, bangun tidur terlalu awal, dan tubuh yang masih tidak segar setelah tidur. Keluhan tersebut dikatakan keluhan subjektif karena jumlah kebutuhan tidur sangat bervariasi antara orang yang satu dengan yang lain. Yang pasti, seseorang dikatakan mengalami insomnia jika gangguan tidur tersebut mulai menyebabkan kelelahan, sulit berkonsentrasi, atau menurunkan produktivitas kerja di siang hari.

"Yang pasti, seseorang dikatakan mengalami insomnia jika gangguan tidur tersebut mulai menyebabkan kelelahan, sulit berkonsentrasi, atau menurunkan produktivitas kerja di siang hari."

Seperti hipertensi yang telah dibahas sebelumnya, berdasarkan penyebabnya insomnia dibagi menjadi dua, yaitu insomnia primer dan insomnia sekunder. Insomnia primer adalah insomnia yang belum diketahui pasti penyebabnya, sementara insomnia sekunder adalah insomnia yang disebabkan oleh keadaan/penyakit lain yang diderita seseorang atau bisa pula akibat dari mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Berdasarkan waktu atau frekuensinya, insomnia dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah insomnia akut. Insomnia akut adalah gangguan tidur jangka pendek hanya terjadi selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Jenis yang kedua adalah insomnia kronik. Insomnia kronik terjadi hampir setiap malam dan berlangsung hingga lebih dari satu bulan. Biasanya terjadi dalam tiga malam atau lebih dalam satu minggu.

Apa sebenarnya penyebab insomnia? Benarkah lebih sering terjadi pada wanita? Apa yang harus saya lakukan jika merasa sulit tidur?

Beberapa kondisi atau penyakit dapat menyebabkan insomnia. Namun, ada pula beberapa faktor penyebab insomnia yang tidak bisa Anda hindari, seperti usia dan jenis kelamin. Seiring bertambahnya usia, banyak organ tubuh Anda yang menurun fungsinya. Tidak terkecuali bagian dari otak yang mengatur mekanisme tidur Anda. Kemampuan untuk tidur yang menurun ditambah kebutuhan tidur yang meningkat bisa menjadi sangat mengganggu saat Anda memasuki usia senja. Sementara itu, wanita lebih rentan mengalami insomnia karena perubahan hormonal. Hal ini biasa terjadi pada wanita yang sudah menopause atau sedang hamil.

"Kemampuan untuk tidur yang menurun ditambah kebutuhan tidur yang meningkat bisa menjadi sangat mengganggu saat Anda memasuki usia senja."

Penyebab lain di luar usia dan jenis kelamin antara lain beberapa kondisi atau penyakit, efek samping obat, dan faktor lingkungan. Insomnia akut sering disebabkan oleh stress, jet lag, efek samping obat (obat jantung, asthma, dan alergi), dan faktor lingkungan (terlalu bising, terlalu terang, terlalu panas). Dengkuran teman tidur tidak jarang menyebabkan insomnia.

Sedangkan penyebab insomnia kronik lebih kompleks dan seringkali disebabkan oleh kombinasi beberapa masalah, baik masalah fisik maupun psikis. Penyebab tersering insomnia kronik adalah depresi. Beberapa contoh masalah lain yang dapat menyebabkan insomnia adalah kecemasan, migrain, stroke, dan Alzheimer.

Beberapa kebiasaan seperti mengonsumsi kafein berlebih, merokok  atau minum alkohol sebelum tidur, terlalu lama tidur siang, jadwal tidur yang tidak teratur, dan bahkan terlalu mengkhawatirkan kualitas tidur telah terbukti dapat menyebabkan Anda mengalami insomnia kronik. Menghentikan semua kebiasaan di atas bukan tidak mungkin dapat menyembuhkan insomnia secara signifikan.

Seburuk apa efek dari insomnia?

Kerugian materi baik dari biaya pengobatan maupun akibat penurunan produktivitas kerja sudah dipastikan sebagai salah satu efek buruk insomnia. Selain itu, telah banyak pula studi yang menunjukkan bahwa penderita insomnia kronik cenderung menurun fungsi sosialnya. Penderita insomnia kronik sering berhubungan dengan menurunya kemampuan dalam mengatasi masalah. Akibatnya, tidak sedikit penderita insomnia yang mengalami masalah dengan teman, atasan, maupun pasangannya.

"Akibatnya, tidak sedikit penderita insomnia yang mengalami masalah dengan teman, atasan, maupun pasangannya."

Dilihat dari segi kesehatan, insomnia juga dapat mengakibatkan sejumlah gangguan. Yang paling sering sering adalah gangguan mood (mood disorder). Penderita insomnia berisiko diserang kecemasan, bahkan mimpi buruk. Keadaan ini sering pula berakhir pada depresi. Kondisi ini menjadi seperti lingkaran setan di mana depresi dapat menyebabkan insomnia, sementara insomnia juga dapat memperparah depresi.

Lalu apa yang harus saya lakukan jika mulai merasa sulit tidur? Apakah saya harus ke dokter?

Anda dapat ke dokter keluarga jika gangguan tidur tersebut mulai menggangu aktivitas sehari-hari. Namun, ada baiknya sebelum ke dokter, Anda terlebih dahulu mencatat jadwal tidur Anda selama satu atau dua minggu belakangan. Catatan ini dapat sangat membantu dokter dalam menentukan penyebab insomnia dan juga dalam menentukan terapi tentunya.

Saat ke dokter, jelaskan catatan yang telah Anda buat. Dokter juga akan bertanya  tentang kehidupan sehari-hari Anda, obat yang Anda konsumsi saat ini, apakah ada perubahan aktivitas belakangan ini, dan bagaimana perasaan Anda dalam menjalani pekerjaan atau aktivitas di siang hari. Jika Anda telah menikah, ada baiknya membawa pasangan tidur Anda untuk menambahkan informasi yang mungkin lupa Anda sampaikan.

"Oleh karena itu, berikanlah informasi setepat dan sebanyak mungkin pada dokter."

Dokter akan banyak bertanya dengan pertanyaan yang cukup detail karena memang tidak banyak pemeriksaan yang dapat dokter lakukan pada penyakit ini. Informasi dari Anda dan pasangan sangatlah penting. Oleh karena itu, berikanlah informasi setepat dan sebanyak mungkin pada dokter. Pada akhirnya, dokter akan memberi Anda terapi atau merujuk Anda ke dokter spesialis.

Seperti apa terapinya?

Insomnia akut yang hanya berlangsung beberapa hari biasanya tidak membutuhkan terapi khusus dan sembuh dengan sendirinya, seperti pada jet lag. Dokter mungkin saja meminta Anda untuk menghentikan obat yang sedang Anda konsumsi atau mengubah kebiasaan Anda jika ternyata hal tersebut menyebabkan insomnia. Jika ditemukan suatu penyakit yang dapat menyebabkan insomnia, dokter juga akan mengobati penyakit tersebut terlebih dahulu. Dokter biasanya tidak merekomendasikan Anda untuk mencoba obat tidur yang dijual bebas di toko obat atau apotek karena banyak efek sampingnya seperti pusing atau mulut kering. Namun, jika Anda memilih untuk membeli obat tidur sendiri, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan seperti yang terlihat pada gambar di samping.

Terapi lain yang sampai saat ini terbukti efektif adalah Cognitive Behavorial Therapy (CBT). Pada intinya, CBT adalah suatu terapi yang bertujuan untuk membantu Anda mengubah pikiran atau kebiasaan yang mempengaruhi tidur Anda. Terapi ini juga biasa diberikan pada penderita depresi, kecemasan, dan gangguan makan (eating disorder). Selengkapnya, Anda dapat menanyakan apa itu CBT ke dokter keluarga Anda.




"Dokter biasanya tidak merekomendasikan Anda untuk mencoba obat tidur yang dijual bebas di toko obat atau apotek karena banyak efek sampingnya seperti pusing atau mulut kering."

Beberapa tips untuk membuat tidur Anda lebih baik dapat dilihat digambar di bawah.



"Sleep is that golden chain that ties health and our bodies together."

- Thomas Dekker -

No comments:

Post a Comment