Apa yang ada di pikiran Anda
ketika mendengar penyakit prostat? Banyak yang menghubungkan penyakit prostat
dengan gangguan buang air kecil, kanker, batu ginjal, bahkan impotensi atau
ejakulasi dini. Akan tetapi, sebenarnya prostat bukanlah nama suatu penyakit.
Prostat adalah nama sebuah organ di bawah kandung kemih yang hanya dimiliki
seorang pria. Semua pria memiliki prostat. Lalu, apa sebenarnya penyakit
prostat itu? Semuanya akan dibahas di artikel ini.
Sebelum membahas lebih jauh, mari
kita samakan dahulu persepsi tentang prostat. Seperti yang disebutkan di atas,
prostat adalah sebuah organ. Sama seperti hati, pankreas, ginjal, ataupun
testis yang juga kita sebut organ. Jadi, tidak ada penyakit prostat. Yang ada
adalah penyakit yang menyerang organ prostat. Sama seperti organ lain, prostat dapat mengalami berbagai penyakit yang juga disebabkan oleh berbagai hal,
seperti infeksi, radang, pembesaran, sampai kanker.
"Jadi, tidak ada penyakit prostat. Yang ada adalah penyakit yang menyerang organ prostat."
Lalu, apa itu prostat? Apa
fungsinya? Apakah mudah terserang penyakit?
Klik untuk memperbesar gambar. |
Prostat adalah organ kenyal
seperti bola kecil yang terletak depan rektum dan di bawah kandung kemih, mengelilingi saluran kencing pria. Dilihat dari lokasinya, prostat merupakan
penyusun saluran kencing pria. Selain itu, yang lebih utama, prostat juga
merupakan bagian dari organ reproduksi yang hanya dimiliki pria, bersama testis
dan penis.
Prostat berfungsi sebagai
kelenjar penghasil cairan semen yang menyusun air mani yang dikeluarkan pria
saat ejakulasi. Air mani mengandung sperma (yang diproduksi testis) dan cairan
semen (yang diproduksi prostat) yang kemudian dikeluarkan lewat penis melalui
saluran yang sama dengan yang dilalui urin. Berdasarkan fungsi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kesehatan prostat juga mempengaruhi kesuburan pada pria.
Apa saja penyakit yang dapat
menyerang prostat? Berbahayakah untuk kesuburan pria?
Seperti yang disebut sebelumnya,
seperti organ lainnya, prostat juga bisa mengalami berbagai penyakit dari
berbagai penyebab. Namun, artikel ini hanya akan membahas salah satu jenis
penyakit, yang paling sering terjadi, pada prostat. Penyakit ini ditemukan pada
50% pria usia 51-60 tahun dan bahkan terjadi pada 90% pria usia di atas 80
tahun. Lebih sering dibandingkan dengan infeksi, peradangan, atau kanker pada
prostat. Saking seringnya, penyakit inilah yang biasa disebut “penyakit
prostat” oleh masyarakat awam.
"Saking seringnya, penyakit inilah yang biasa disebut “penyakit prostat” oleh masyarakat awam."
Penyakit ini adalah benign prostatic hyperplasia (BPH). Benign berarti jinak. Hyperplasia berarti pertumbuhan sel yang
terlalu banyak jumlahnya atau secara umum disebut pembesaran. Jadi, BPH adalah
kondisi/penyakit di mana prostat mengalami pembesaran yang jinak. Jinak berarti
“tidak ganas” atau bisa dibilang bukan kanker. Biarpun jinak, bukan berarti BPH
tidak berbahaya. Dilihat dari lokasinya, BPH dapat mengganggu saluran kencing
pria. Sementara dari fungsinya, gangguan prostat tentunya juga mengganggu
reproduksi dan kesuburan pria.
Bagaimana BPH dapat terjadi?
Pembesaran prostat sebenarnya
terjadi pada semua pria normal. Selama hidupnya, seorang pria mengalami dua
kali pembesaran prostat yang signifikan. Pertama, terjadi pada masa puber dan
yang kedua terjadi mulai usia 25 tahun hingga akhir hayatnya. BPH terjadi saat
pertumbuhan prostat tidak terkontrol dan menimbulkan gejala-gejala yang mengganggu.
"BPH terjadi saat pertumbuhan prostat tidak terkontrol dan menimbulkan gejala-gejala yang mengganggu."
Sampai saat ini, penyebab pasti
BPH belum ditemukan. Akan tetapi, faktor penuaan dicurigai sebagai penyebab
utamanya karena BPH terbukti paling sering terjadi pada pria usia lanjut. Saat memasuki usia
tua, produksi hormon testosterone (hormone seks pria) mulai menurun, kodisi
yang mirip menopause pada wanita. Kondisi ini memacu pertumbuhan sel prostat
yang akhirnya menyebabkan pembesaran ukuran prostat.
Teori lain menyebutkan
bahwa pada usia tua, terdapat suatu hormon yang meningkat produksinya pada pria.
Hormon itu adalah dehidrotestosteron (DHT). Keberadaan DHT dianggap sebagai
pemicu membesarnya prostat. Belakangan hormon DHT juga dianggap sebagai
penyebab kebotakan pada pria.
Apakah saya berisiko mengalami
BPH? Apa saja gejalanya?
Semua pria berisiko mengalami
BPH. Risikonya meningkat saat memasuki usia 40 tahun. Pria dengan riwayat BPH
di keluarga, obesitas, dan diabetes mellitus juga berisiko menderita BPH.
Selain itu pria dengan disfungsi ereksi dan jarang berolahraga juga dianggap
berisiko. Yang harus Anda lakukan jika merasa berisiko adalah melakukan pemeriksaan
prostat rutin setahun sekali saat memasuki usia 40an. Selain itu, waspada juga
terhadap gejala-gejala gangguan buang air kecil. Pemeriksaan rutin sangat
penting karena semakin cepat terdeteksi, penanganan BPH akan semakin optimal.
"Pemeriksaan rutin sangat penting karena semakin cepat terdeteksi, penanganan BPH akan semakin optimal."
Kumpulan gejala BPH sering disebut
lower urinary tract symptoms (LUTS), yang
terdiri dari frequency (sering buang
air kecil, >8x/hari), urgency (tidak
bisa menahan buang air kecil), dysuria (nyeri
saat buang air kecil), incontinentia (ngompol),
dan nocturia (ingin buang air kecil
saat malam hari). Sulit memulai atau berhenti buang air kecil, pancaran yang
putus-putus, perasaan tidak tuntas, dan pancaran yang lemah juga termasuk dalam
LUTS. Semua gejala itu terjadi karena prostat yang membesar mendesak kandung
kemih dan menjepit saluran kencing yang dikelilinginya.
Gejala-gejala tersebut bervariasi
terjadi pada masing-masing individu. Tidak sedikit pula yang tidak mengalami gangguan
kencing sama sekali. Perlu diperhatikan pula bahwa LUTS muncul tidak selalu
diakibatkan kelainan prostat. Obat batuk, obat alergi, dan obat antihipertensi juga
memiliki efek samping pada buang air kecil. Konsumsi alkohol dan udara yang
dingin juga dapat menyebabkan gejala mirip LUTS.
Kapan saya harus ke dokter? Bagaimana pemeriksaannya? Seperti apa pula pengobatannya? Selengkapnya akan dibahas lebih lanjut dalam artikel "Apa itu Penyakit Prostat? -bagian II-"
No comments:
Post a Comment