Sunday, February 21

Apa itu Quarterlife Crisis? -bagian II-


Setelah banyak mengupas tentang definisi quarterlife crisis, siapa saja yang rentan mengalaminya, hingga masalah-masalah apa saja yang mungkin Anda hadapi saat mengalami krisis tersebut pada artikel bagian pertama, pada artikel ini akan dibahas mengenai bagaimana seharusnya Anda menyikapi segala perubahan yang terjadi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menghantui Anda selama ini.


Telah disebutkan sebelumnya bahwa quarter life merupakan suatu fase dalam kehidupan yang mengubah banyak aspek dalam kehidupan seseorang yang tidak jarang berujung menjadi suatu masalah. Agar tidak menjadi masalah serius, Nancy K. Schlossberg, sosiolog dari Columbia University, menjelaskankan bagaimana Anda dapat menangani masalah ini dalam bukunya “Getting the Most Out of College”. Dalam teorinya, fase perubahan kehidupan manusia disebut sebagai transisi atau lebih dikenal dengan “Schlossberg’s Transition Theory”.
Jenis-jenis transisi menurut Schlossberg's Transition Theory.

Teori ini dapat digunakan sebagai panduan bagi Anda selama menjalani fase transisi agar perubahan ini tidak mengganggu keseharian Anda. Schlossberg membagi transisi menjadi tiga. Pertama, anticipated events, yang biasanya telah Anda persiapkan seperti lulus atau kedua. Jenis kedua adalah unanticipated events, seperti kematian orang-orang terdekat. Kemudian, ada non-events, yaitu ketakutan-ketakutan yang hanya ada dalam pikiran Anda sendiri, yang pada akhirnya tidak benar-benar terjadi. Ketiganya dapat menimbulkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari rutinitas, asmara, sudut pandang, hingga peran Anda di masyarakat.

"Ketiganya dapat menimbulkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari rutinitas, asmara, sudut pandang, hingga peran Anda di masyarakat."

Dalam fase transisi ini, disebutkan bahwa ada beberapa hal yang akan mempengaruhi diri Anda. Schlossberg menyederhanakannya menjadi 4S: situation, self, support, dan strategy. Anda dapat menganalisis keempat hal ini saat menghadapi transisi. Situation adalah situasi yang sedang dihadapi. Bisa jadi adalah pemicu munculnya masalah. Sementara self adalah apa yang Anda miliki, mungkin sesuatu dalam diri Anda seperti kepribadian, materi, hingga lingkungan tempat tinggal. Support adalah faktor lain di luar diri Anda. Self dan support dapat memberi dampak baik positif, maupun negatif pada kehidupan Anda. Selanjutnya, Anda dapat menentukan strategy untuk menghadapi situation. Manfaatkan self dan support yang Anda miliki.

Contoh analisis 4S pada kasus mahasiswa yang baru lulus dan akan memasuki dunia kerja.

Dengan menganalisis keempat hal ini, Anda dapat lebih mengerti tentang apa yang sebenarnya sedang dihadapi sehingga Anda dapat memanfaatkan apa yang Anda miliki untuk mengatur strategi dan mendapatkan solusi masalah yang Anda hadapi. Contoh analisis dapat Anda lihat pada gambar.


Bagaimana? Sudah bisa menganalisis permasalahan Anda? Sudahkah pertanyaan Anda terjawab? Anda juga bisa mendapatkan tips singkat pada seri “Apa itu Quarterlife Crisis?” selanjutnya. Sekali lagi, ingat bahwa transisi atau perubahan selalu terjadi dalam kehidupan, seperti kata seorang filsuf kuno, Herakleitos, dan satu-satunya yang konstan di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. 

No comments:

Post a Comment