Pada artikel bagian pertama dan
kedua telah banyak dibahas tentang apa saja respon tubuh terhadap stressor dan bagaimana pikiran buruk
Anda dapat menghasilkan hormon-hormon yang dapat membuat Anda sakit. Pada
bagian ketiga ini akan dibahas bagaimana sistem saraf otonom juga mendukung
munculnya kondisi yang tidak sehat pada tubuh Anda di saat pikiran stress
muncul.
Sistem saraf otonom adalah sistem
saraf yang bekerja secara otomatis atau tidak dapat Anda kendalikan. Contoh
paling sederhana adalah bernapas dan berdetaknya jantung Anda. Anda tidak dapat
memaksakan diri untuk menghentikan denyut jantung. Anda bisa saja menahan
napas, tapi dalam jangka waktu tertentu Anda pasti akan secara otomatis menarik
napas kembali.
Sistem saraf otonom dibagi
menjadi dua, sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Seperti penjelasan pada
artikel bagian kedua, simpatis dan parasimpatis bekerja berlawanan. Saat stressor muncul, sistem simpatis yang
bekerja, baru kemudian sistem parasimpatis meredakan efek simpatis saat stressor berlalu. Sayangnya, pada saat
Anda stress berkepanjangan karena masalah pekerjaan, keluarga, atau apapun itu,
stressor akan terus ada dan tidak
begitu saja berlalu sehingga efek simpatis juga bertahan lama dalam tubuh Anda.
Beberapa efek simpatis juga telah dibahas pada artikel sebelumnya, yaitu
peningkatan kecepatan nadi, kekuatan pompa jantung, kekuatan otot, kadar gula
darah, serta laju metabolism tubuh.
Sistem pencernaan juga tidak
terhindar dari efek simpatis. Saat stress, produksi air liur akan berkurang
sehingga membuat Anda gugup atau sulit berbicara karena mulut yang kering. Otot
kerongkongan pun ikut berkontraksi. Bukan tidak mungkin Anda menjadi sulit
menelan. Peningkatan asam lambung membuat perut nyeri. Sementara kontraksi pada
usus dapat membuat Anda diare atau sembelit.
Semua efek dari sistem hormonal
maupun saraf otonom tersebut membuat tubuh Anda terasa tidak nyaman atau sakit.
Anda dapat merasa cemas, jantung berdebar,
sesak napas, sakit perut, dan lain sebagainya. Efek buruk yang paling
ditakutkan adalah efek terhadap jantung.
Stress hebat yang muncul tiba-tiba dapat membahayakan jantung Anda. |
Dari ketiga artikel ini,
diketahui sangat banyak peningkatan aktivitas aliran darah pada tubuh saat Anda
stress. Semua aliran darah dalam tubuh dikendalikan oleh jantung. Penyempitan
pembuluh dalah, apalagi dikombinasikan dengan kadar lemak dalam darah yang
tinggi, dapat saja menyumbat pembuluh dalah jantung Anda tersumbat (berujung
pada matinya beberapa bagian jantung). Paling parah, jika tingkat stressor yang Anda dapat melebihi
kemampuan jantung untuk memompa darah. Membuat jantung Anda seketika berhenti
bekerja. Analoginya sederhananya adalah seperti bola lampu atau mesin air yang
tiba-tiba mendapatkan listrik dengan voltase yang sangat tinggi. Tiba-tiba bola
lampu atau mesin air tersebut akan rusak atau mati.
"Membuat jantung Anda seketika berhenti bekerja. Analoginya sederhananya adalah seperti bola lampu atau mesin air yang tiba-tiba mendapatkan listrik dengan voltase yang sangat tinggi. Tiba-tiba bola lampu atau mesin air tersebut akan rusak atau mati."
Bagaimana? Cukup menyeramkan bukan?
Semua efek tersebut dapat muncul
karena berbagai penyakit atau kondisi medis lain. Poin pentingnya adalah, kapan
pun Anda mendapatkan masalah, baik masalah kesehatan atau masalah apapun itu,
tetaplah berpikir positif. Hindari stress berkepanjangan, tetap rileks, dan
biarkan tubuh Anda menghasilkan respons parasimpatisnya. Paling tidak, ketenangan pikiran dapat menurunkan efek-efek buruk yang pada tubuh Anda, dan
bukan tidak mungkin dapat benar-benar menghilangkan efek buruk tersebut.
No comments:
Post a Comment